LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK - IHMT

Laporan praktikum ilmu hijauan makanan ternak, laporan praktikum defoliasi dan pertumbuhan tanaman, tinjauan pustaka defoliasi, tinjauan pustaka pertumbuhan tanaman, materi defoliasi, materi pertumbuhan tanaman, metode defoliasi, metode pertumbuhan tanaman, hasil dan pembahasan defoliasi, hasil dan pembahasan pertumbuhan tanaman, kesimpulan defoliasi dan pertumbuhan tanaman, daftar pustaka laporan praktikum defoliasi dan pertumbuhan tanaman.

LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK
DEFOLIASI DAN PERTUMBUHAN TANAMAN


Disusun oleh:
Kelompok XXII

Tri Wanturi (PT/05807)
Wulandar (PT/05809)
Ditasari Amalia (PT/05812)
Arbi Saputro (PT/05815)
Dodo Ramadhan (PT/05867)

Asisten: Absharina Nur Sabila

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012


TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan tanaman rumput. Cara pengembangbiakan utama tanaman rumput adalah dengan vegetatif, transisi, dan reproduktif. Fase vegetatif, batang sebagian besar terdiri atas helaian daun. Leher helaian daun tetap terletak di dasar batang, tidak terjadi pemanjangan selubung daun atau perkembangan kulmus, sebagai respon terhadap temperatur dan panjang hari kritis, meristem apikal secara gradual berubah dari tunas vegetatif menjadi tunas bunga. Hal ini disebut induksi pembungaan. Fase perubahan ini disebut dengan fase transisi. Selama fase transisi helaian daun mulai memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Fase reproduktif (pembuangan) dimulai dengan perubahan ujung batang dari kondisi vegetatif ke tunas bunga (Soetrisno et al., 2008).
Pertumbuhan tanaman legum. Tanaman legum tumbuh dengan cara tipe semak, tipe berkas, batang bersifat tegak atau decumbent, serambling, dan roset. Tipe semak yaitu sebuah tangkai sentral dengan cabang-cabang samping muncul sepanjang batang utama dengan cabang aksiler, Tipe berkas yaitu sebuah tangkai yang darinya muncul beberapa batang dan tunas baru sehingga sulit mengidentifikasi batang utama. Batang bersifat tegak atau decumben, merambat yaitu batang berkembang menjalar di atas permukaan tanah. Serambling adalah banyak tanaman yang merambat tumbuh memanjat dan malingkari obyek yang tinggi. Roset adalah bentuk vegetatif beberapa tanaman perennial berkembang setelah berbunga (Soetrisno et al., 2008).
Rumput Gajah. Rumput Gajah merupakan jenis rumput yang sering dibudidayakan sebagai pakan untuk ternak. Berat yang dimiliki oleh rumput gajah lebih rendah daripada rumput raja. Intensitas pemotongan yang umum dilakukan untuk rumput gajah yaitu ruas ketiga dari pangkal batang. Interval pemotongan pada umumnya 40 hari sekali pada musim hujan dan 60 hari sekali pada musim kemarau (Rukmana, 2005).

Defoliasi
Salah satu teknik budidaya yang dapat dilakukan untuk memperbanyak cabang, agar diperoleh bahan untuk stek dalam jumlah yang maksimal adalah defoliasi. Defoliasi adalah pemotongan atau pengambilan bagian tanaman yang ada di atas permukaan tanah, baik oleh manusia maupun oleh renggutan hewan itu sendiri sewaktu ternak digembalakan (Suwarso, 2009). Perlakuan pada defoliasi, sintesis auksin ditiadakan sehingga tidak terjadi transport auksin kebawah sehingga konsentrasi auksin di ketiak daun semakin rendah. Turunnya auksin di ketiak daun akan memacu pembentukan hormon sitokinin (Taiz dan Zeiger, 1998).
Semakin tua hijauan waktu dipotong, maka kadar serat kasar akan meningkat dan kadar protein akan menurun karena makin meingkatnya senyawa-senyawa bukan protein sebaliknya bertambah umur maka produksi makin meingkat pada akhirnya menyebabkan kandngan dan produksi protein menurun (Anonim, 2010). Perlu diatur jarak antar pemotongan pertama, kedua dan selanjutnya, sebab setelah defoliasi, pertumbuhan tanaman memerlukan zat-zat yang kaya akan energi seperti gula dan pati. Interval pemotongan yang panjang tidak mengkhawatirkan tetapi pada interval pemotongan pendek atau intensitas pemotongan tinggi dapat menyebabkan kandungan karbohidrat dalam akar akan menurun sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kembali. Cadangan karbohidrat setelah defoliasi segera dirombak oleh enzim tertentu menjadi energi. Zat tersebut kemudian dipergunakan untuk pertumbuhan. Jarak defoliasi pada musim penghujan sebaiknya 40 hari sekali dan musim kemarau 60 hari sekali (Soetrisno et al., 2008).
Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul yang mampu tumbuh dan berproduksi baik sepanjang tahun di daerah tropis. Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul. Keunggulan-keunggulan rumput gajah antara lain pertumbuhannya cepat, memiliki tunas yang banyak, daun lebih luas, produksinya lebih tinggi dan memiliki batang yang kadar seratnya lebih rendah sehingga dapat dipotong pada tingkat pertumbuhan yang lebih akhir. Rumput ini juga memiliki perakaran yang kuat sehingga dapat berfungsi sebagai penahan erosi di tanah-tanah yang miring dan perbukitan (Reksohadiprodjo,1994).


MATERI DAN METODE
Materi
Defoliasi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum Ilmu Hijauan Makanan Ternak acara defoliasi adalah sabit dan penggaris.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu rumput gajah (Penisetum purpureum).

Pertumbuhan Tanaman
Alat. Peralatan yang digunakan dalam acara pertumbuhan tanaman antara lain polybag dan sekop.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam acara pertumbuhan tanaman antara lain, rumput gajah, padi gogo, padi ciherang, kacang koro, sorghum, dan kacang hijau.

Metode
Defoliasi. Praktikan membawa sabit untuk menebas rumput gajah di kebun Hijauan Makanan Ternak. Penebasan dilakukan pada ruas ketiga dari atas tanah pada satu rumpun rumput kemudian rumpun tersebut ditandai berdasarkan kelompok masing-masing. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah tunas dan mengukur tingginya. Tunas yang diukur panjangnya adalah tunas yang pada saat pengamatan pertama terlihat paling tinggi. Pengamatan ini dilakukan selama kurang lebih 31 hari dengan pengamatan dimulai pada hari ke 3, dan selanjutnya setiap 1 minggu hingga waktu pengamatan berakhir.

Pertumbuhan tanaman. Benih padi gogo, padi ciherang, sorghum, kacang koro, dan kacang hijau ditanam dalam media polybag dan disiram setiap hari. Pertumbuhan yang terjadi diukur dan jumlah daun yang tumbuh dihitung. Pengamatan dilakukan selama sebulan.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Defoliasi 
Rumput yang diamati pertumbuhannya adalah rumput gajah (Penisetum purpureum). Perubahan yang diamati pada saat praktikum adalah pertambahan jumlah tunas dan pertambahan tinggi tunas. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan defoliasi rumput gajah (Penisetum purpureum) sepertin pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan defoliasi rumput gajah (Penisetum purpureum)
Hari ke
Jumlah tunas
    Panjang tunas
3
10
17
24
31
24
83
107
142
179
1 cm
35 cm
64,8 cm
74,8 cm
88,2 cm
Hasil pengamatan selama praktikum menunjukan bahwa rumput gajah yang diamati terus tumbuh dan berkembang setiap harinya yang terlihat dari jumlah tunas dan tinggi yang terus bertambah setiap pengamatan. Berdasarkan data diatas pertumbuhan pada hari ke 3 telah mencapai 24 batang tunas dalam satu rumpun dengan panjang tunas terpanjang adalah 1 cm. Kecepatan tumbuh tercepat terjadi pada hari ke 17 dengan jumlah tunas 107 dan panjang tunas mencapai 64,8 cm. Pemotongan dilakukan tiga ruas di atas tanah bertujuan agar pertumbuhan maksimum selain itu jika kurang dari itu biasanya terdapat telur cacing yang jika dimakan oleh ternak dapat menyebabkan penyakit cacing hati. Pemotongan juga dilakukan secara miring karena agar titik tumbuhnya fokus di satu titik yaitu puncak pemotongan tadi.
Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul yang mampu tumbuh dan berproduksi baik sepanjang tahun di daerah tropis. Rumput gajah merupakan rumput jenis unggul. Keunggulan-keunggulan rumput gajah antara lain pertumbuhannya cepat, memiliki tunas yang banyak, daun lebih luas, produksinya lebih tinggi dan memiliki batang yang kadar seratnya lebih rendah sehingga dapat dipotong pada tingkat pertumbuhan yang lebih akhir. Rumput ini juga memiliki perakaran yang kuat sehingga dapat berfungsi sebagai penahan erosi ditanah-tanah yang miring dan perbukitan (Reksohadiprodjo, 1994).
Defoliasi tanaman dipengaruhi oleh keberadaan hormon auksin dan sitokinin, sehingga prinsip dari defoliasi adalah pengaturan keseimbangan hormon auksin dan sitokinin pada ketiak daun di bawah ujung batang (Taiz and Zeiger, 1998). Sintesis auksin terjadi pada bagian tanaman yang sedang  mengalami pertumbuhan atau pada bagian meristematis, terutama di ujung batang. Auksin yang disintesis pada ujung batang ini akan ditranspor secara basipetal ke bagian batang yang lebih bawah. Hal ini menyebabkan terakumulasinya auksin pada ketiak daun bawahnya yang berakibat inisiasi pembentukan tunas lateral pada ketiak daun terhambat atau terjadi domiasi tunas lateral. Inisiasi menyebabkan pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah dibandingkan konsetrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang. 
Pertumbuhan rumput gajah yang diamati masing-masing kelompok menampakan perkembangan yang berbeda-beda. Rumput yang terletak di dekat saluran air lebih cepat tumbuh dan daunnya lebih hijau. Hal ini dikarenakan suplai air yang dibutuhkan lebih tercukupi bagi rumput yang terletak di dekat saluran air. Tanaman selalu membutuhkan air menurut masa vegetatifnya, karena pada masa itulah tanaman terbentuk. Bila pada umur mudanya tanaman kekurangan air, akan mengakibatkan sangat merosotnya hasil produksi yang dihasilkan. Maka tanaman sangat peka terhadap kekurangan air dimasa mudanya, masa ini disebut masa kritis yang tidak sama untuk semua tanaman.

Pertumbuhan tanaman
Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan dalam acara pertumbuhan tanaman  diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 2. Pertumbuhan Tanaman
Minggu

P1
P2
P3
P4
P5
Jum. daun
T (cm)
Jum. daun
T (cm)
Jum. daun
T (cm)
Jum. daun
T (cm)
Jum. daun
T (cm)
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
-
3
3
4
5
-
16
27,3
35,3
38,5
-
3
4
5
6
-
16,2
25,1
32,8
35,1
-
4
5
6
6
-
18,3
30
47,2
52,3
-
5
8
13
17
-
12
36
92,3
104
-
5
5
8
11
-
16,5
23,3
28,1
30,5
Data pertumbuhan tanaman pada tabel 2 tanaman padi gogo (P1) menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat signifikan minggu ke 1 hingga minggu ke 2, dan terdapat penurunan laju pertumbuhan dari minggu ke 3 hingga minggu ke 4. Data pertumbuhan tanaman padi ciherang (P2) menunjukkan laju pertumbuhan yang sama yaitu pada minggu ke 1 hingga ke 2 mengalami peningkatan pertumbuhan, sedangkan laju pertumbuhan mulai mengalami penurunan pada minggu ke 3 sampai ke 4. Data pertumbuhan tanaman sorghum (P3) menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat signifikan dari minggu ke-satu hingga minggu ke-dua kemudian tumbuh stabil hingga minggu ke empat. Data pertumbuhan tanaman kacang koro (P4) menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat signifikan dari minggu ke-satu hingga minggu ke-dua kemudian tumbuh stabil hingga minggu ke empat. Data pertumbuhan tanaman kacang hijau (P5) menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan dari minggu ke-satu hingga minggu ke-dua kemudian tumbuh stabil hingga minggu ke empat. Kandungan nutrien tanah yang kurang mencukupi kebutuhan juga dapat menyebabkan tidak tumbuhnya tanaman. Ketika kondisi tanah yang subur dan ketersediaan air yang cukup, menyebabkan pertumbuhan vegetatifnya menjadi subur (Trustinah, 1998). 
 Menurut Mangoendidjojo (2003), pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman yang berasal dari bibit dapat dibedakan menjadi tiga fase pertumbuhan, yaitu fase embrio (embryo phase), fase muda (juvenile phase), dan fase dewasa (adult phase). Antara fase muda dan fase dewasa terdapat fase peralihan yang dicirikan dengan penurunan pertumbuhan. Menurut Soetrisno et al. (2008), selama fase transisi helaian daun mulai memanjang. Internodus kulmus juga mulai memanjang. Laju pertumbuhan, terutama pada jumlah daunnya, yang semakin menurun dapat dipengaruhi oleh kebutuhan tanaman.
Menurut Soetrisno et al., (2008), meliputi seedling, penguatan (establishmental), vegetatif, pemanjangan batang bunga, dan reproduktif. Seedling merupakan waktu yang diperlukan dari perkecambahan sampai pembentukan tiller atau cabang aksiler. Penguatan (establishmental) adalah periode transisi saat tanaman muda membentuk daun dan tunas, nodus dan akar sekunder. Fase vegetatif adalah fase produksi daun, batang, stolon dan rhizoma tanpa atau dengan sedikit batang bunga. Tahapan ini meliputi periode establishmental bagi tanaman yang baru ditanam tapi juga merepresentasikan waktu dari pertumbuhan kembali setelah musim kemarau sampai sejumlah batang bunga mulai muncul. Batang mempunyai primordial bunga meningkat tingginya atau panjangnya seiring pemanjangan internodus. Fase reproduksi merupakan fase produksi bunga dan biji.
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi iklim seperti suhu, sinar matahari, curah hujan dan kelembaban udara, angin dan penguapan. Pertumbuhan tanaman akan berhenti dan biji tidak akan berkecambah pada suhu dibawah nol derajat. Masing-masing biji memiliki kekuatan berkecambah yang berbeda pada suhu tertentu. Kecepatan tumbuh tanaman tergantung dari suhu yang dibatasi oleh suhu maksimal, di atas suhu maksimal tanaman sudah tidak akan tumbuh lagi (Sutopo, 1993).


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa hasil defoliasi tanaman rumput gajah mencapai tinggi 88,2 cm dengan jumlah tunas 179 pada pengamatan terakhir. Defoliasi tanaman dipengaruhi oleh keberadaan hormon auksin dan sitokinin. Praktikum pertumbuhan tanaman dapat disimpulkan bahwa antara fase muda dan fase dewasa terdapat fase peralihan yang dicirikan dengan penurunan pertumbuhan, sehingga intensitas pertumbuhan tanaman semakin menurun dari minggu ke minggu. 


DAFTAR PUSTAKA
Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik Edisi
Revisi BPFE. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta..

Rukmana R. 2005. Budi Daya Rumput Unggul. Kanisius. Yogyakarta.

Soetrisno, Djoko., Bambang Suhartanto, Nafiatul Umami. Nilo Suseno. 2008. Ilmu Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sutopo. 1993. Pengenalan Hijauan Makanan Ternak. Balai Informasi Pertanian. Jawa Timur. Surabaya.

Suwarso. 2003. Dasar Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

Taiz L. and E. Zieger. 1998. Plant Physiology. Sinauer Associates Inc., Publisher. Sunderland. Massachuse.

Trustinah. 1998. Biologi Kacang Tunggak. Dalam : Kacang Tunggak. Penyunting : Kasno, A dan A. Winarto Monogras BALITKABI 3 : 1-9.


Title : LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK - IHMT
Description : Laporan praktikum ilmu hijauan makanan ternak, laporan praktikum defoliasi dan pertumbuhan tanaman, tinjauan pustaka defoliasi, tinjauan pus...

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar serta dipersilahkan menuliskan URL link agan-agan yang terkait dengan topik diatas..