Laporan Praktikum Kontrol Kualitas Pakan

Laporan praktikum kontrol kualitas pakan, hasil dan pembahasan uji kandungan urease, uji kandungan sekam, uji kandungan garam, uji bulk density, kesipulan, daftar pustaka.

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI DAN FABRIKASI PAKAN
KONTROL KUALITAS PAKAN

Disusun Oleh:
Kelompok XXIV

Rico Fedhana / 05629
Floravia Apieni / 05721
Mushin Al Anas / 05930
Bagus Setyawan / 05842
Danny Adi Pratomo / 05765

Asisten: Rudi Adriansyah

LABORATORIUM TEKNOLOGI MAKANAN TERNAK
BAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012


ACARA III. KONTROL KUALITAS PAKAN

TINJAUAN PUSTAKA
Tinggi rendahnya nilai dari suatu bahan pakan (feed Stuff), pakan komersial (commersial feed) ataupun bahan pelengkap pakan (feed supplements) seharusnya ditentukan berdasarkan ketersediaan nutrien atau ditentukan juga berdasarkan tinggi rendahnya kualitas dan kuantitas nutrien yang terkandung didalamnya. Ada beberapa methode yang dapat digunakan untuk pengujian kontrol kualitas bahan pakan diantaranya adalah dengan uji secara fisik, uji secara kemik, uji secara kombinasi antara fifik dan kemik maupun uji secara biologik. Methode diatas dapat dilakukan dengan uji Durability Pellet, uji kandungan urea,uji kandungan sekam dan uji Bulk Density (Kemal, 1998).
Durability Pellet adalah ketahan pelet akibat adanya pengaruh luar seperti gesekan, goncangan atau getaran. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara membanting bahan dah dilihat tingkat kehancurannya. Pellet yang memiliki durbability 99,48% akan lebih tahan terhadap pengaruh luar tersebut. Kualitas pellet dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor seperti formulasi pakan, ukuran partikel, kelembaban pakan mash, kondisi saat pelleting serta ukuran spesifikasi cetakan (die) dan pendinginan. Uji durbability ini termasuk dalam uji secara fisik dalam kontrol kualitas pakan (Tilman, 1997).
Uji kandungan urea termasuk pengujian pakan secara kemik yaitu pengujian kemik kualitatif. Tujuan pengujian  kemik kualitatif yaitu untuk mengetahui ada tidaknya suatu nutrien organik maupun anorganik didalam suatu bahan pakan. Adanya uji kandungan urea ini yaitu untuk mengetahui apakah terjadi pemalsuan terhadap kandungan nutrien bahan pakan, yang biasanya tujuan ditambahkan urea untuk meningkatkan kadar protein kasar pada bahan pakan.  Urea merupakan sumber Non Protein Nitrogen (NPN) yang paling baik bagi mikrobia rumen dan kelarutannya mencapai 100%. Namun bila level urea yang ditambahkan berlebihkan, maka dapat menyebapkan atau menimbulkan efek yang tidak baik dan bersifat racun (toksix) bagi ternak serta dapat menyebapkan sakit maupun kematian pada ternak. Sehingga bila kandungan urea dalam suatu bahan pakan memiliki level yang tinggi, maka kualitas dari bahan pakan tersebut akan semakin buruk bagi kesehatan ternak (Utomo, 1986).
Uji kandungan sekam perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pemalsuan bahan pakan ternak dengan sekam. Pengukuran kadar sekam ini dilakukan dengan larutan phloroglucinol. Sekam mengandung selulosa dan silika, sehingga susah dicerna oleh ternak terutama oleh ternak unggas. Fungsi sekam dalam bahan pakan adalah sebagai bahan penggisi atau penambah bobot dari pakan tersebut, sehingga dengan harga yang murah penjual dapat memperoleh keuntungan yang besar dan dapat merugikan konsumen. Penambahan sekam ini biasa terjadi pada bahan pakan bekatul maupun dedak halus. Kadar sekam untuk Grade super besarnya kurang dari 8%, untuk jenis I sampai 12% dan untuk jenis II batas maksimal 15%. Pengujian kandungan sekam ini dapat dilihat dari adanya perubahan warna dari warna asli menjadi warna merah. Timbul warna merah ini karena adanya larutan phioroglucinol. Semakin banyak warna merah yang terlihat, maka semakin banyak pula kandungan sekam yang terdapat dalam bahan pakan tersebut. Pengujian kandungan urea ini merupakn methode kontrol kualitas pakan secara kombinasi antara fisik dan kemik (Kemal, 1997).
Bulk Density merupakan salah satu methode penentuan kualitas bahan pakan sebelum dilakukan analisis kimia yang mendasar pada ukuran berat bahan pakan per satuan volume (g/l). Manfaat penentuan yang dapat diambil yaitu dapat memprediksi berapa kapasitas tampung gudang, mengetahiu hubungan antara ukuran partikel dengan volume bahan pakan dan sebagai keterangan dalam pembelian bahan pakan. Jika dalam bahan pakan terdapat kontaminasi ataupun pemalsuan dalam pembelian maka nilai bulk density akan berubah menjadi lebuh besar ataupun lebih kecil. Bulk density suatu bahan pakan perlu dicatat dan dibandingkan dengan bulk density feed stuff murni.  Pengukuran bulk density tergantung pada kemampuan analiser untuk identifikasi penampakan bahan pakan dengan mempertimbangkan bentuk, warna, bentuk partikel, kelembutan, kekerasan serta tekstur dan jamur (Hartadi, 1997).
Tujuan utama berbagai metode yang digunakan untuk melakukan kontrol kualitas pakan antara laian adalah untuk mengetahui kandungan dalam bahan pakan yang dapat merugikan konsumen, seperti kandungan urea dalam level tinggi, kandungan sekam yang terdapat didalamnya. Kecurangan yang biasa dilakukan oleh para penjual dengan menambahkan berbagai bahan yang dapat merugikan konsumen ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang besar dari pembuatan pakan yang relatif murah. Oleh sebab itu, sangat penting bagi konsumen untuk melakukan uji kontrol kualitas bahan pakan yang akan digunakan.

MATERI DAN METODE
MATERI
Uji Kandungan Urea. Untuk uji kandungan urea alat- alat yang digunakan antara lain urea test peaper dan pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain ekstrak urease, larutan urea 1%. 2%, dan 5% standar, larutan indicator Bromothymol Blue (BTB) dan aquades serta bahan pakan yang akan diuji.
Uji Kandungan Sekam. Alat-alat yang digunakan untuk uji kandungan sekam antara lain petri disc dan pipet tetes. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan antara lain larutan ploroglucinol 1% dan sempel dedak halus atau bahan pakan lain yang akan diuji.
Uji Bulk Density. Alat yang digunakan untuk uji bulk density adalah timbangan analitik, kayu dan gelas ukur. Sedangkan Bahan yang digunakan antara lain sampel bahan pakan yang akan diuji.
Uji Kandungan Garam. Alat yang digunakan antara lain adalah gelas backer, gelas ukur, erlenmayer, alat pemanas, thermometer, alat titrasi, pipet ukur, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Indikator Kalium Kromat, perk Nitrat, garam dan Aquades.

METODE
Uji Kandungan Urease. Pertama membuat ekstrak urease dengan cara kedelai mentah digiling hingga halus (diayak atau disaring). Ambil bubuk kedelai 50 g lalu dicampur dengan 200 ml aquades, diaduk-aduk hingga merata kemudian diamkan semalam. Paginya saring ekstrak urease. Setelah itu membuat urea test peaper dengan cara 10ml ekstrak urease dicampur dengan 10 ml larutan (BTB). Celupkan kertas saring dalam larutan tersebut hingga tercelup merata diseluruh permukaan kertas. Keringkan kertas tersebut dengan cara diangin-anginkan atau dipanaskan. Kertas akan bewarna kuning orange ketika kering. Kemudian uji kandungan urease bahan pakan dengan meneteskan larutan urease standar pada urea test paper. Kemudian letakkan sedikit sampel bahan pakan diatas urea test paper dan tetesi sampel tersebut dengan aquades. Apabila bahan mengandung urea, maka akan ditunjukan dengan perubahan warna menjadi biru pada urea test paper. Intensitas warna menunjukan kuantitas kandungan urea.
Uji Kandungan Sekam. Sampel bahan pakan dimasukkan kedalam petridish dan diratakan keseluruh permukaan petridish. Larutan plorhoglucinol 1% diteteskan secara merata keseluruh permukaan sampel bahan pakan sehingga basah seluruhnya. Perubahan warna lalu diamati. Apabila bahan pakan tersebut mengandung sekam maka muncul warna merah pada bahan pakan yang diuji. Intensitas warna menunjukan kuantitas kandungan sekam.
Uji Bulk Density. Gelas ukur ditimbangdan dicatat beratnya. Kemudian sampel bahan pakan dimasukkan kedalam gelas ukur lalu dipadatkan dengan kayu dan diusahakan seminimal mungkin adanya rongga antar bahan pakan. Bandingkan berat sampel dengan volumenya, dengan menggunakan rumus Bulk Density.
Uji Kandungan Garam. Aquades dipanaskan sampai 70 derajat Celcius lalu 2 sampai 3 gram sampel ditimbang. Tambahkan Aquades panas 50 ml dalam sampel tersebut lalu aduk selama 5 menit. Campuran lalu diencerkan dengan aquades 100 ml dengan gelas ukur. Ambil 10 ml larutan, lalu masukkan kedalam enlenmayer. Tambahkan Indikator Kalium Kromat sebanyak 40 tetes lalu campuran tersebut dititrasi menggunakan Perak Nitrat. Kemudian hitung kandungan garam dengan rumus.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kandungan Urea
No.                              Bahan Pakan                                               Keterangan
1.                                 Tepung ikan                                                             -
2.                              Bungkil kedelai                                                           -
3                           Meat Bone Milk (MBM)                                                 -

Dari hasil uji kandungan urea dalam bahan pakan ketiganya yaitu tepung ikan, bungkil kedelai dan meat bone milk (MBM), semua bernilai negatif. Pada ketiga bahan pakan tersebut tidak menunjukan adanya perubahan warna menjadi biru. Artinya dari ketiga bahan pakan tersebut tidak terdapat kandungan urease yang menyebapkan kualitas bahan pakan tersebut sangat baik untuk kesehatan ternak yang mengkonsumsinya.
Urea dalam bahan pakan untuk ternak unggas maksimal 3%, bila berlebihan maka akan bersifat toksix bagi ternak tersebut, yang akan berujung pada kematian ternak. Penyakit yang disebapkan oleh tingginya level urease dalam bahan pakan adalah alkolosis. Oleh sebab itu perlu di perhatikan dalam pemberian bahan pakan yang tepat dan dilakukan uji kontorl kualitas pakan terutama uji kandungan urea untuk ternak unggas.
Sedangkan untuk ternak ruminansia, urea dapat digunakan oleh mikrobia rumen. Sehingga urea ini berguna untuk sintesis mikrobia rumen. Akan tetapi bila kandungan urea mencapai level tinggi maka juga akan berimbas pada kesehatan ternak ruminansia menjadi kurang baik.
Apabila bahan mengandung urea, maka akan ditunjukan dengan perubahan warna menjadi biru pada urea test paper. Intensitas warna menunjukan kuantitas kandungan urea. Semakin banyak warna biru yang ditunjukan setelah uji kandungan urease dalam bahan pakan, maka semakin banyak pula kandungan urea yang terkandung didalam bahan pakan tersebut, begitu pula sebaliknya.

Uji Kandungan Sekam
No.                              Bahan Pakan                                               Keterangan
1.                                 Konsentrat itik                                                      ++
2.                                 Dedak Halus                                                         +
3.                                 Sekam                                                                 +++

Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa bahan pakan yang memiliki kandungan sekam yang paling banyak terdapat pada konsentrat itik kemudian dedak halus. Perubahan warna yang terjadi dengan adanya warna merah disesbkan oleh adanya kandungan silica-lignin dalam sekam yang berikatan dengan larutan phloroglucinol.
Tujuan dari pengujian kandungan sekam ini adalah untuk mengetahui apakah ada tidaknya kecurangan yang dilakukan oleh penjual untuk mendapat untung yang besar, dengan cara menambahkan sekam agar berat bahan pakan menjadi banyak akan tetapi akan merugikan para konsumen.
Sekam merupakan bahan pakan yang berasal dari hasil penggilingan padi maupun gandum. Dalam bahan pakan ini terdapat kandungan silica-lignin yang dapat mengganggu kesehatan ternak apabila dikonsumsi secara berlebihan. Pengaruh ini sangat berpengaruh pada ternak unggas dan sapi perah. Karena silica-lignin dapat mengakibatkan kadar lemak susu sapi perah akan menurun dan pada ternak unggas akan berpengaruh terhadap produksi telur.
Apabila setelah dilakukan uji kandungan sekam, terjadi kuantitas warna merah yang banyak, artinya bahan pakan tersebut mengandung sekam yang banyak pula dan akan berpengaruh pada kesehatan ternak apabila dikonsumsi dalam jimlah yang banyak dan secara terus menerus akan mengakibatkan kematian pada ternak.
Oleh karena itu penting untuk kita mengetahui apakah dalam bahan pakan tersebut mengandung sekam atau tidak yang dapat mengurangi berbagai efek yang dapat merugikan bagi ternak yang mengkonsumsinya.

Uji BulkDensity
No. BP           V         Brt wadah      Brt wadah+sampel            Bulk Density
1.  Bungkil     1L            545 g                     1,237 g                        692(g/l)

2.   Dedak      1L            545 g                     1,052 g                       507(g/l)

Hasil uji bulk density bertujuan untuk memprediksi berapa kapasitas tampung gudang, mengetahiu hubungan antara ukuran partikel dengan volume bahan pakan dan sebagai keterangan dalam pembelian bahan pakan.
Hasil diatas menunjukan bahwa perbandingan dengan tabel standar bulk Density feed stuf murni yang besar untuk bsesak standar 337,2 (g/l) dan bungkil 610,2 (g/l). Artinya ada pemalsuan yang terjadi dalam bungkil dan dedak halus yang diuji dengan asumsi Jika dalam bahan pakan terdapat kontaminasi ataupun pemalsuan dalam pembelian maka nilai bulk density akan berubah menjadi lebuh besar ataupun lebih kecil.

Uji Kandungan Garam
Sampel          berat sampel            Volume AgNO3       Kandungan garam
Mixing 5’             3,1094 g                            3,8                               3,57
Mixing 8’             3,0321 g                            2,56                            2,48
Mixing 11’           3,062 g                              29                               2,77

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa dalam bahan pakan yang mengalami mixing selama 5 menit, 8 menit dan 11 menit memiliki kandungan garam yang berbeda. Semakin lama proses mixing yang terjadi maka semakin rendah pula kandungan garam yang terdapat dalam sampel bahan pakan tersebut.
Tujuan dari pengujian garam ini adalah untuk mengetahui kandungan garam yang terdapat dalam bahan pakan ternak. Semakin tinggi garam yang terdapat dalam bahan pakan, maka semakin baik kualitas bahan pakan tersebut begitu pula sebaliknya.

KESIMPULAN
Dari pengontrolan kualitas bahan pakan ini bermanfaat untuk menghindari kecurangan yang terjadi oleh para penjual pakan ternak, demi meraih keuntungan yang besar akan tetapi dpat merugikan konsumen. Ada beberapa cara untuk uji kontrol kualitas pakan, antara lain secara fisik, kimia, kombinasi fisik dan kimia, maupun secara biologis. Pentingnya melakukan uji ini untuk menjaga kesehatan dan peningkatan produktivitas ternak.

DAFTAR PUSTAKA
Hartadi, H., S. Reksohadiprojo, dan A. D. Tilman. 1997. Tabel komposisi Pakan Ternak Untuk Indinesia. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Kamal, M. 1994. Kontrol kualitas pakan Ternak. Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta

Timan, A. D., H. Hartadi dan S. Reksohadiprojo. 1998. Ilmu makanan ternak Dasar. Cetakan ke-5. Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Utomo, R. 1986. Bahan Pakan Formulasi Ransum. Hand out Kuliah jurusan Nutrisi Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. UGM Yogyakarta.

Title : Laporan Praktikum Kontrol Kualitas Pakan
Description : Laporan praktikum kontrol kualitas pakan, hasil dan pembahasan uji kandungan urease, uji kandungan sekam, uji kandungan garam, uji bulk dens...

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar serta dipersilahkan menuliskan URL link agan-agan yang terkait dengan topik diatas..